Ini Dia, 3 Tampang Preman Berhati Mulia
Banyak yang ngomong kalau di era digital ini banyak orang
yang sudah tidak peduli dengan lingkungan, karena semua orang asik
sendiri-sendiri dengan gadgetnya. Ada benarnya juga dikatakan demikian, banyak
orang berinteraksi dengan orang lain melalui gadgetnya. Namun jika melihat apa
yang telah terjadi di medsos terutama instagram, banyak sekali gerakan-gerakan
yang dilakukan oleh organisasi-organisasi ataupun individu. Pernah dengar
dengar instagram dengan akun ketimbang ngemis, cak budi, solo mengajar? akun-akun
tersebut adalah gerakan-gerakan sosial yang peduli terhadapa lingkungan, dan
mungkin masih banyak lagi pihak-pihak yang rela mengulurkan tangan untuk
sesama. Nampaknya kesibukan saat telah mengubah pola pikir kita sebagai warga
Negara Indonesia yang dahulunya dikenal sangat ramah, dan sekarang dianggap
sebagai Negara yang berpenghuni orang-orang acuh yang tidak peduli dengan
sekitar. Sibuknya jam kerja membuat kita sebagai orang Indonesia tidak
mempunyai waktu untuk berbagi dengan orang di sekitar kita. Kesibukan terkadang
memang mengharuskan kita untuk jauh dari tempat tinggal/rumah, sehingga kita
tidak memiliki cukup waktu untuk membaur dengan masyarakat. Namun, apakah
masyarakat sekitar tahu apa yang dilakukan seseorang jauh diluar sana? Tentu
kebanyakan tidak mengetahuinya, sehingga banyak dari warga sekitar yang
menganggap orang terseebut tidak memiliki jiwa social.
Namun jangan salah, tidak sedikit kita sebagai masyarakat
Indonesia yang memang dahulu dianggap ramah, telah peduli meluangkan waktu
untuk berbagi dengan sesama tapi tak tampak di mata masyarakat dimana ia
tinggal. Nampaknya kita sebagai masyarakat Indonesia masih mempertahankan
warisan budaya ramah tamah yang peduli terhadapa sesama, bahkan disaat
seekarang ini terdapat orang yang memiliki tampang preman namun berjiwa social
tinggi. Berikut adalah 3 orang yang memiliki tampang preman namun memiliki jiwa
social dan kepedulian tinggi terhadap sesama ;
1. M. Saleh Yusuf
Tak ada yang menyangka dibalik tampang garang dari sopir bus malam ini ternyata memiliki hati yang sangat mulia. Pria asal Nusa Tenggara Barat ini telah mengumpulkan sebagian uang dari hasilnya menyopir selama 20 tahun terakhir untuk mendirikan sekolah di daerahnya. Saat beliau memberangkatkan penumpang dari Kabupaten Bima (daerahya) menuju ke Jakarta, dia menyadari bahwa kampungnya sangat tertinggal dengan daerah-daerah lain, dan bangku pendidikan sangat penting untuk membekali pengetahuan pada anak. Maka dari itu, dengan dukungan keluarga dan orang tuanya dia bermaksud untuk mendirikan sekolah di kabupaten Bima. Dengan tekat dan semangat yang tinggi, pada tahun 2008 beliau berhasil mendirikan sekolah gratis tingkat TK dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Meskipun sederhana, tapi keberadaan sekolah ini sangat dirasakan oleh warga sekitar.
2. Agus Sutikno
Badan penuh tato,tak terkecuali muka, dibesarkan oleh kelarga yang keras. Dandanan ala punk dari Agus Sutikno ini memang tak ada yang menyangka beliau adalah seorang pendeta. Pria yang pernah mempelajari alkitab di Magelang ini menganggap kawasan kumuh pinggiran Semarang, tepatnya dibanjir kanal yang terkenal dengan tempat pelacuran kelas bawah perlu mendapatkan uluran tangan terutama pada anak-anak yang mendapatkan label anak haram, anak psk dll agar tidak putus sekolah. Bagi sebagian orang menganggap kawasan seperti itu adalah daerah yang menakutkan, karena selain dapat terjadinya kemungkinan tertular penyakit HIV, perlakuan warga yang keras juga membuat orang berpikir seribu kali untuk memasuki kawasan tersebut. Berbeda dengan apa yang dipikirkan Pak Agus, pendeta yang biasa dipanggil mas Agus Tato ini tergugah hatinya untuk mendidik anak-anak dikawasan banjir kanal timur. Selain itu beliau juga memberikan sentuhan kepada wanita yang melahirkan anak diluar nikah untuk tetap merawat anaknya, dan tentunya kembali pada Tuhan. Sungguh tak ada yang menyangka sejatinya pemuda yang wajahnya peuh tato ini.
3. Erix Soekamti
Siapa yang tak kenal dengan beliau? Ya, Pria ini adalah vokalis dari grup band beraliran punk dari Yogyakarta yang berdiri tahun 2001. Lubang besar di telinga bapak dua anak ini membuat banyak orang mengira jika orang ini adalah seorang preman pasar. Ditambah lagi fans endank soekamti yang bernama kamtis terkesan norak dan susah diatur. Eits tunggu dulu, mungkin benar jika 16 tahun kemarin Endank Soekamti adalah band yang liar dan susah diatur, mungkin dapat terlihat denga lagunya yang berjudul "pejantan tambun". Memang saya dulu penggila berat Endank Soekamti dengan musik-musiknya yang bertempo cepat dan terkesan punk. Namun beberapa tahun belakangan tempo lagu menjadi lemah dan terkesan kekanak-kanakan. Sehingga saya enggan untuk membuntuti setiap konsernya. Namun, siapa sangka, Erix Soekamti berniat mendirikan universitas gratis yang ditekankan pada kreatifitas. Benar saja, melalui karyanya, beliau dan tim DOES (vlognya) berhasil mendirikan sekolah desain animasi gratis, yaitu DOES University. Dengan adanya DOES diharapkan, siswa berlomba membuat konten animasi yang diiringi lagu anak-anak yang dikemas oleh endank soekamti. Sehingga hasil karya Endank Soekamti dan jebolan Does University ini dapat di nikmati anak kekinian dimana mereka kebanyakan menikmati konten-konten yang selayaknya dikonsumsi anak remaja.
Komentar
Posting Komentar