Arti Aksara Jawa (Ha Na Ca Ra Ka)

Indonesia memiliki berbagai kebudayaan yang multikultural, sangat banyak ide dan gagasa emas yang diturunkan kepada anak cucu, semisal batik, tarian adat, senjata pusaka, makanan khas, wayang dan masih banyak lagi warisan yang diturunkan oleh nenek moyang kita. Sampai-sampai negara tetangga hendak merebut apa yang telah diwariskan nenek moyang kita. Salah satunya adalah aksara jawa, mungkin dijaman sekarang tak banyak orang yang dapat membaja aksara jawa. Namun disini kita akan sedikit belajar tentang arti aksara jawa itu sendiri. Konon aksara jawa ini diciptakan oleh prabu Ajisaka seperti yang pernah saya tulis di artikel sebelumnya.


Ha Na Ca Ra Ka     = Ada utusan
Da Ta Sa Wa La      = Saling bertengkar
Pa Dha Ja Ya Nya   = Sama-sama digdaya
Ma Ga Ba Ta Ngan = Sama jadi mayatnya (sampyuh)

Dari aksara jawa yang diciptakan tersebut, rupanya ajisaka juga bermaksud mengajarkan ilmu kehidupan, hal itu dapat kita pahami dengan mengartikan aksara Jawa satu per satu. Yaitu huruf baris pertama Ha - Na - Ca - Ra - Ka. Ha dirangkai dengan Na menjadi Hana, berarti "ada". Ada yang dimaksudkan disina adalah Ada hidup, bahwasanya sebelum manusia dilahirkan sudah ada yang hidup terlebih dahulu yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Dialah yang menciptakan kehidupan dan memberikan kehidupan di alam ini. Oleh karea itu supaya "eling" dengan yang memberi hidup. Hidup yang kedua adalah hidup secara kodrati dari Tuhan sekalian alam yang diberikan kepada Ayah dan Ibu sebagai perantara kelahiran manusia diatas dunia. Tanpa adanya Ayah dan Ibu yang masih hidup , tentu tidak akan lahir manusia. Huruf yang kedua yaitu "Na" (Nglengana) yang artinya belum memakai sandangan, bugil, wuda. Hal ini digambarkan manusia yang masih berada dalam kamdddungan Ibu. Wujudnya masih berupa "Gana" yang keadaannya masih "Nglengana", belum sempurna, belum mempunyai perlengkapan hidup. Kemudian "Gana" tersebut berkembang menjadi bayi, lau diberi sandangan oleh Tuhan yang maha pemurah yang berupa "Ca - Ra - Ka"yang berarti cipta, rasa, dan karsa dimana manusia dilahirkan.
Baris kedua pada aksara jawa yaitu Da - Ta - Sa -Wa - La, arti dari baris kedua ini dalah saling bertengkar. Siapa yang saling bertengkar? Ya, Dora dan Sembada. (siapa Dora dan sembada? dapat disimak di artikel Datangnya Ajisaka atau Terjadinya Bledug Kuwu secara keseluruhan). Dalam ajaran Ajisaka Dora merupakan simbol dari sifat salah (Dzat Sawala) sedangkan Sembada merupakan simbol kebenaran (Dzat Tan sawala). Kedua sifat tersebut merupakan sifat mutlak yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada manusia untuk dapat membedakan sesuatu yang bersifat baik dan buruk (positif dan negatif). Misal, kita mempunyai sifat penyabar dan pemarah, pembrani dan penakut dan lain sebagainya. Kedua sifat tersebut selalu melekat dan selalu bertentangan karena Dora (Dzat Sawala) dan Sembada (Dzat Tan Sawala) memiliki pengaruh yang sama-sama kuat (Pa - Dha - Ja - Ya - Nya) yang tidak bisa rukun namun selalu berjalan bersama-sama sampai akhir hayat.
Kemudian baris terakhir yang berbunyi "Ma - Ga - Ba - Tha - Nga", yang dimaksutkan Ma di sini adalah Sukma, Ga berarti satu, dan Ba berarti badan. Dengan kata lain apabila sukma menyatu dengan badan itu adalah suatu hidup, kehidupan manusia. Lalu ditambahkan Tha dan Nga, menjadi Ma - Ga - Ba - Tha - Nga yaitu Pada dadi Bathange (sama-sama jadi mayat). Jika sukma sudah tidak menyatu dengan raga, hanya raga saja yang ada di dunia ini, lalu sukmanya kemana? Itu menjadi rahasi Allah SWT.

Maka dari itu, apabila mengnginkan sukma kemballi kepada Sang Maha Pencipta hendaknya berbuat baik dan menjauhi semua larangannya. Menuruti keinginan hawa nafsu akan mendatangkan kerugian yang tak ada artinya. Oleh sebab itu jika menginginkan jati diri yang kodrati hendaknya selalu berusaha membuat kebaikan dan berbudi luhur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan kenapa semua bilangan yang dibagi 0 hasilnya 1

5 Akun Instagram Traveller Dunia yang Patut Anda Ikuti