Antara Kopi Toraja dan Enrekang
Siapa yang sekarang ini tak kenal kopi? Minuman yang satu ini telah menjadi trend gaya hidup yang sangat digandrungi masyarakat semua kalangan. Salah satu kopi yang terkenal di Nusantara adalah kopi Toraja, bahkan menurut informasi, melalui perusahaan Key Coffee kopi toraja menjadi primadona di amerika dan Jepang.
Namun ada sesuatu yang menggelitik saya untuk menulis tentang kopi toraja, selama 3 bulan saya tinggal di makassar, tak sengaja saya bertemu salah satu dosen ekonomi di kampus UIN Samata, beliau adalah bapak Hasbi. Entah darimana pembicaraan awal kami, beliau menceritakan tentang kopi toraja, dulunya bangsa belanda datang ke Sulawesi membawa bibit kopi berjenis arabica dan sekarang dikenal sebagai kopi toraja, namun yang sedikit membuat saya kaget adalah sebenarnya awal kopi di Sulawesi bukanlah di Toraja, melainkan di Enrekang, salah satu Kabupaten di sebelah selatan Toraja. Menurut bapak Hasbi sebagian besar kopi di Makassar sekarang dipasok dari daerah Enrekang. Lalu apa yang menyebabkan kopi toraja lebih dikenal dari pada enrekang? Kenapa tidak menyebutnya dengan istilah kopi Enrekang?
Untuk kondisi geografis Enrekang dan Toraja sama-sama menawan, namun ada satu hal yang membuat pelancong lebih tertarik untuk mengunjungi Toraja, yaitu kebudayaan yang unik, ini membuat Toraja lebih unggul dan tempat wisata jauh lebih dapat berkembang pesat dan terawat, sehingga tak sedikit wisatawan yang ingin melihat keindahan alam dan masyarakatnya. Suasana sejuk nan dingin seolah menggiring pengelola wisata mendatangkan kopi dari Enrekang untuk disuguhkan kepada tamu-tamunya. Dan wisatawan-wisatawan itu menyadari bahwa kopi tersebut memiliki cita rasa yang pas dan lain dari pada yang lain.
Poin 1 keuntungan lagi bagi Toraja, seolah hak paten kopi enrekang telah diambil alih oleh Toraja. Tapi menurut saya no problem, toh juga menguntungkan petani kopi di Enrekang, dan biarlah Enrekang menjadi hidden paradise bagi seebagian kecil masyarakat. (moga2, gak banyak juga yang membaca tulisan ini :D )
Namun ada sesuatu yang menggelitik saya untuk menulis tentang kopi toraja, selama 3 bulan saya tinggal di makassar, tak sengaja saya bertemu salah satu dosen ekonomi di kampus UIN Samata, beliau adalah bapak Hasbi. Entah darimana pembicaraan awal kami, beliau menceritakan tentang kopi toraja, dulunya bangsa belanda datang ke Sulawesi membawa bibit kopi berjenis arabica dan sekarang dikenal sebagai kopi toraja, namun yang sedikit membuat saya kaget adalah sebenarnya awal kopi di Sulawesi bukanlah di Toraja, melainkan di Enrekang, salah satu Kabupaten di sebelah selatan Toraja. Menurut bapak Hasbi sebagian besar kopi di Makassar sekarang dipasok dari daerah Enrekang. Lalu apa yang menyebabkan kopi toraja lebih dikenal dari pada enrekang? Kenapa tidak menyebutnya dengan istilah kopi Enrekang?
Untuk kondisi geografis Enrekang dan Toraja sama-sama menawan, namun ada satu hal yang membuat pelancong lebih tertarik untuk mengunjungi Toraja, yaitu kebudayaan yang unik, ini membuat Toraja lebih unggul dan tempat wisata jauh lebih dapat berkembang pesat dan terawat, sehingga tak sedikit wisatawan yang ingin melihat keindahan alam dan masyarakatnya. Suasana sejuk nan dingin seolah menggiring pengelola wisata mendatangkan kopi dari Enrekang untuk disuguhkan kepada tamu-tamunya. Dan wisatawan-wisatawan itu menyadari bahwa kopi tersebut memiliki cita rasa yang pas dan lain dari pada yang lain.
Poin 1 keuntungan lagi bagi Toraja, seolah hak paten kopi enrekang telah diambil alih oleh Toraja. Tapi menurut saya no problem, toh juga menguntungkan petani kopi di Enrekang, dan biarlah Enrekang menjadi hidden paradise bagi seebagian kecil masyarakat. (moga2, gak banyak juga yang membaca tulisan ini :D )
Komentar
Posting Komentar