Kenapa Musik Endank Soekamti Sekarang Lembek dan Kekanak-kanakan?
Endank Soekamti adalah salah satu band yang berdiri pada tahun 2001, band ini merupakan band asli Yogyakarta yang di gawangi oleh Erix (vocal dan bassis), Dori (melodis), dan Ari (drummer). Awal tahu band ini saya langsung jatuh hati karena tempo lagunya yang beraliran punk ini cukup cepat, terutama pada tiga album pertamanya yaitu album pejantan tambun, kelas satoe dan ssst. Setelah lagu tersebut keluarlah beberapa singgle yang dikeluarkan oleh Endank Soekamti seperti tancap gas, kura-kura dan badajidingadan. Saat itu saya sering membuntuti kemanapun Endank Soekamti menggelar konser, asalkan masih lingkup Jateng dan DIY sih,.... Namun makin kesini ada yang aneh dengan lagu Endank Soekamti, lagu Endank Soekamti yang dulunya dapat dibilang memiliki tempo cepat sekarang perlahan melemah dan liriknya sedikit kekanak-kanakan, dari situ saya mulai kurang interest dengan band yang satu ini dan tidak mengikuti perkembangan kabar dari Endank Soekamti.
Di sisi lain Erix Soekamti ternyata setiap harinya menggarap film pendek untuk diapload di youtube, entah apapun itu. Setiap video yang diunggah di youtube memiliki keunikan sendiri-sendiri. Walaupun tiap hari tersangkanya itu-itu saja, Erix Soekamti menyajikan dengan tampilan yang tidak membosankan, di menamakan semua videonya dengan judul DOES (Diary of Erix Soekamti). Hingga saat ini terdapat 398 episode. Pertama saya tahu Erix Soekamti membuat DOES kalo nggk salah itu episode ke 20, Eh ternyata setiap harinya masih berlanjut sampai sekarang (episode 398), kirain udah putus tengah jalan. Dan saya yang dulu seneng lagu Endank Soekamti mulai berpindah haluan menjadi penikmat DOES, ya, waalaupun g rutin nonton karena kesibukan. tp sesekali lihat diyoutube.
Akhir-akhir ini saya baru dengar kabar kalo dia membuka DOES University, yaitu sekolah gratis untuk mempelajari desain animasi, Erix Soekamti sendiri mengaku kesulitan untuk melengkapi persyaratan mendirikan Universitas. Semisal mendatangkan dosen. Dia nggak mau mikir panjang tentang ini, yang terpenting adalah mengajari anak yang tadinya nggak bisa menjadi bisa. Untuk masalah tempat dia juga mempertimbangkan matang-matang, dengan anggaran dana yang dapat dikatakan cupet. dia memilik hotel Ungaran yang karena memandang tempat ini strategis dan hotel ini tidak digunakan secara maksimal, sehingga mendapatkan sewa tempat yang murah. Untuk anggaran sendiri vokalis Endank Soekamti ini tidak mau ngemis-ngemis, dia menjual beberapa hasil UKM yang diberi merek DOES, tentunya bukan menggunakan harga pasaran, karena target pasar dari DOES sendiri adalah orang yang mengapresiasi kampus besutan Erix.
Nah, kembali ke genre musik Endank Soekamti yang sekarang lembek, banyak musik anak-anak yang dikemas ala Endank Soekamti, ternyata juga sangat beralasan. Menurut pria dengan lubang telinga besar ini, banyak anak muda yang kreatif, namun kreatifitas yang dimilikinya tidak tersalurkan Dengan lagu-lagu Endank Soekamti yang sekarang diharapkan nantinya anak-anak DOES ini mampu berlomba membuat video klip dan adu kreativitas, lalu diharapkan hasil dari karya mereka dapat dinikmati semua kalangan. Coba deh, luangin waktu bentar buat lihat ini youtube.
Dari sini saya baru tahu, mengapa lagu Endank Soekamti sekarang temponya melemah dan, sedikit berbau kekanak-kanakan. Saya semakin salut dengan band yang satu ini, walaupun mereka tampak urakan, ternyata mereka mempunyai misi dan kepedulian yang besar terhadap anak-anak. Bintang 7 deh buat kalian.
Komentar
Posting Komentar